INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT
Kelompok 6:
1.
Ahmad Aji Santoso (10416345)
2.
Aldi Noval Bachtiar (10416496)
3.
Reni Damayanti (16416191)
INDIVIDU,
KELUARGA DAN MASYARAKAT
A.
Definisi Individu
Individu merupakan unit terkecil
pembentuk masyarakat. Dalam ilmu sosial, individu berarti juga bagian terkecil
dari kelompok masyarakat yang tidak dapat dipisah lagi menjadi bagian yang
lebih kecil. Sementara menurut pendapat Dr. A. Lysen, individu berasal dari
kata latin, yaitu “individuum” yang artinya tak terbagi. Kata individu
merupakan sebutan yang dapat untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil
dan terbatas. Kata individu bukan berarti manusia sebagai keseluruhan yang tak
dapat dibagi melainkan sebagai kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia
perseorangan, Sebagai contoh, suatu keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak.
Ayah merupakan individu dalam kelompok sosial tersebut, yang sudah tidak dapat
dibagi lagi ke dalam satuan yang lebih kecil
Individu
menurut konsep Sosiologis berarti manusia yang hidup berdiri sendiri. Individu
sebagai mahkluk ciptaan Tuhan di dalam dirinya selalu dilengkapi oleh
kelengkapan hidup yang meliputi raga, rasa, rasio, dan rukun.
·
Raga, merupakan bentuk jasad manusia yang khas yang
dapat membedakan antara individu yang satu dengan yang lain, sekalipun dengan
hakikat yang sama
·
Rasa, merupakan perasaan manusia yang dapat menangkap
objek gerakan dari benda-benda isi alam semesta atau perasaan yang menyangkut
dengan keindahan
·
Rasio atau akal pikiran, merupakan kelengkapan manusia
untuk mengembangkan diri, mengatasi segala sesuatu yang diperlukan dalam diri
tiap manusia dan merupakan alat untuk mencerna apa yang diterima oleh panca
indera.
·
Rukun atau pergaulan hidup, merupakan bentuk
sosialisasi dengan manusia dan hidup berdampingan satu sama lain secara
harmonis, damai dan saling melengkapi. Rukun inilah yang dapat membantu manusia
untuk membentuk suatu kelompok social yang sering disebut masyarakat.
Dalam pandangan psikologi sosial,
manusia itu disebut individu bila pola tingkah lakunya bersifat spesifik
dirinya dan bukan lagi mengikuti pola tingkah laku umum. Ini berarti bahwa
individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan-peranan yang
khas didalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta
pola tingkah laku spesifik dirinya. Didalam suatu kerumunan massa manusia
cenderung menyingkirkan individualitasnya, karena tingkah laku yang
ditampilkannya hamper identik dengan tingkah laku masa.
Dalam perkembangannya setiap
individu mengalami dan dibebankan berbagai peranan, yang berasal dari kondisi
kebersamaan hidup dengan sesama manusia. Seringakali pula terdapat konflik
dalam diri individu, karena tingkah laku yang khas dirinya bertentangan dengan
peranan yang dituntut masyarakatnya. Namun setiap warga masyarakat yang namanya
individu wajar untuk menyesuaikan tingkah lakunya sebagai bagian dari perilaku
sosial masyarakatnya. Keberhasilan dalam menyesuaikan diri atau memerankan diri
sebagai individu dan sebagai warga bagian masyarakatnya memberikan konotasi
“maang” dalam arti sosial. Artinya individu tersebut telah dapat menemukan
kepribadiannya atau dengan kata lain proses aktualisasi dirinya sebagai bagian
dari lingkungannya telah terbentuk.
B. Definisi Keluarga
Keluarga adalah salah satu kelompok atau kumpulan
manusia yang hidup bersama sebagai satu kesatuan atau unit masyarakat terkecil
dan biasanya selalu ada hubungan darah, ikatan perkawinan atau ikatan lainnya,
tinggal bersama dalam satu rumah yang dipimpin oleh seorang kepala keluarga dan
makan dalam satu periuk.
Terdapat beberapa definisi keluarga dari beberapa
sumber, yaitu:
1.
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan
ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,
mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional,
serta sosial dari tiap anggota keluarga (Duvall dan Logan, 1986).
2.
Keluarga adalah dua atau lebih individu
yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan,
atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran
masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya (Bailon dan
Maglaya,1978 ).
3.
Keluarga merupakan unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul
dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling
ketergantungan (Departemen Kesehatan RI, 1988).
Suatu
keluarga setidaknya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.
Terdiri dari orang-orang yang memiliki
ikatan darah atau adopsi.
2.
Anggota suatu keluarga biasanya hidup
bersama-sama dalam satu rumah dan mereka membentuk satu rumah tangga.
3.
Memiliki satu kesatuan orang-orang
yang berinteraksi dan saling berkomunikasi, yang memainkan peran suami
dan istri, bapak dan ibu, anak dan saudara.
4.
Mempertahankan suatu kebudayaan bersama
yang sebagian besar berasal dari kebudayaan umum yang lebih luas.
Ø Fungsi Keluarga
Terdapat 5 fungsi keluarga dalam tatanan masyarakat, yaitu:
1.
Fungsi Biologis
·
Untuk meneruskan keturunan
·
Memelihara dan membesarkan anak
·
Memberikan makanan bagi keluarga dan memenuhi kebutuhan gizi
·
Merawat dan melindungi kesehatan para
anggotanya
·
Memberi kesempatan untuk berekreasi
2. Fungsi Psikologis
·
Identitas keluarga serta rasa aman dan
kasih sayang
·
Pendewasaan kepribadian bagi para
anggotanya
·
Perlindungan secara psikologis
·
Mengadakan hubungan keluarga dengan
keluarga lain atau masyarakat
3. Fungsi Sosial Budaya atau Sosiologi
·
Meneruskan nilai-nilai budaya
·
Sosialisasi
·
Pembentukan norma-norma, tingkah laku
pada tiap tahap perkembangan anak serta kehidupan keluarga
4. Fungsi Sosial
·
Mencari sumber-sumber untuk memenuhi
fungsi lainnya
·
Pembagian sumber-sumber tersebut untuk
pengeluaran atau tabungan
·
Pengaturan ekonomi atau keuangan
5. Fungsi Pendidikan
·
Penanaman keterampilan, tingkah laku dan
pengetahuan dalam hubungan dengan fungsi-fungsi lain.
·
Persiapan untuk kehidupan dewasa.
·
Memenuhi peranan sehingga anggota
keluarga yang dewasa
Ø Bentuk Keluarga
Keluarga
dibagi menjadi beberapa bentuk berdasarkan garis keturunan, jenis perkawinan,
pemukiman, jenis anggota keluarga dan kekuasaan.
Berdasarkan Garis Keturunan:
1.
Patrilinear adalah keturunan sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur
garis ayah.
2.
Matrilinear adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa ganerasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
Berdasarkan Jenis Perkawinan:
1.
Monogami adalah keluarga dimana terdapat
seorang suami dengan seorang istri.
2.
Poligami adalah keluarga dimana terdapat
seorang suami dengan lebih dari satu istri.
Berdasarkan Pemukiman:
1.
Patrilokal adalah pasangan
suami istri, tinggal bersama atau dekat dengan keluarga sedarah suami.
2.
Matrilokal adalah pasangan
suami istri, tinggal bersama atau dekat dengan keluarga satu istri.
3.
Neolokal adalah pasangan
suami istri, tinggal jauh dari keluarga suami maupun istri.
Berdasarkan Jenis Anggota Keluarga:
1.
Keluarga inti (Nuclear Family)
adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.
2.
Keluarga besar (Extended Family)
adalah keluarga inti ditambahkan dengan sanak saudara. Misalnya : kakak, nenek,
keponakan, dan lain-lain.
3.
Keluarga Berantai (Serial Family)
adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu
kali dan merupakan satu keluarga inti.
4.
Keluarga Duda/janda (Single Family)
dalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.
5.
Keluarga berkomposisi (Composite)
adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.
6.
Keluarga Kabitas (Cahabitation)
adalah dua orang yang terjadi tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.
Berdasarkan Kekuasaan:
1.
Patriakal adalah keluarga yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga
adalah dipihak ayah.
2.
Matrikal adalah keluarga yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga
adalah pihak ibu.
3.
Equalitarium adalah keluarga yang memegang kekuasaan adalah ayah dan ibu.
C. Definisi Masyarakat
Masyarakat adalah sejumlah manusia
yang merupakan satu kesatuan golongan yang berhubungan tetap dan mempunyai kepentingan
yang sama. Contohnya adalah sekolah, keluarga, perkumpulan, negara, itu semua
adalah masyarakat.
Dalam ilmu
sosiologi kita mengenal ada dua macam masyarakat, yaitu masyarakat paguyuban
dan masyarakat petambayan. Masyarakat paguyuban terdapat hubungan pribadi
antara anggota-anggota yang menimbulkan suatu ikatan batin antara mereka. Kalau
pada masyarakat patambayan terdapat hubungan pamrih antara anggota-anggotanya.
Unsur-unsur
suatu masyarakat, yaitu:
1.
Harus ada
perkumpulan manusia dan harus banyak
2.
Telah bertempat
tinggal dalam waktu lama disuatu daerah tertentu.
3.
Adanya aturan
atau undang-undang yang mengatur masyarakat untuk menuju kepada kepentingan dan
tujuan bersama.
Bila dipandang cara terbentuknya masyarakat:
1.
Masyarakat
paksaan, misalnya
negara, masyarakat tawanan
2.
Masyarakat mardeka, yang dibagi lagi menjadi dua
·
Masyarakat
natur, yaitu masyarakat yang terjadi dengan sendirinya, seperti: geromboklan
(harde), suku (stam), yang bertalian karena hubungan darah atau keturunan.
·
Masyarakat
kultur, yaitu
masyarakat yang terjadi karena kapantingan keduniaan atau kepercayaan.
Masyarakat dipandang dari sudut Antropologi terdapat dua type masyarakat:
1.
Masyarakat
kecil yang belum begitu kompleks, belum mengenal pembagian kerja, belum
mengenal tulisan, dan tehknologi nya sederhana.
2.
Masyarakat
sudah kompleks, yang sudah jauh menjalankan spesialisasi dalam segala barmasyarakat bidang, kerena pengetahuan modern sudah maju, teknologi pun sudah berkembang,dan sudah mengenal tulisan.
Ø Faktor-Faktor yang Mendorong Manusia Untuk Hidup Bermasyarakat
1.
Hasrat sosial, adalah hasrat yang ada pada setiap individu untuk menghubungkan
dirinya kepada individu lain atau kelompok lain.
2.
Hasrat untuk
mempertahankan diri, adalah hasrat untuk
mempertahankan diri dari berbagai pengaruh luar yang mungkin datang kepadanya, sehingga
individu tersebut perlu bergabung
dangan individu lain atau kelompok lain.
3.
Hasrat berjuang, dapat kita lihat pada adanya persaingan, keinginan membantah pendapat orang lain. Sehingga mereka mengadakan persatuan untuk mencapai tajuan, yaitu tujuan bersama.
4.
Hasrat harga
diri, merupakan hasrat pada seseorang untuk menganggap atau bertindak atas diri
nya lebih tinggi dari pada orang lain, karena mereka ingin mendapat penghargaan
yang selayaknya.
5.
Hasrat meniru, adalah hasrat untuk menyatakan secara diam-diam atau terang-terangan
sebagian dari salah satu gajala atau tindakan.
6.
Hasrat bergaul, adalah hasrat untuk bergabung dengan orang-orang tertentu, kelompok tertentu, atau
masyarakat tertentu dalam suatu masyarakat.
7.
Hasrat untuk
mendapat kan kebebasan, hasrat ini
tampak jelas pada tindakan-tindakan manusia bila mendapat kekangan-kekangan atau
pembatasan-pembatasan.
8.
Hasrat untuk
memberitahukan, adalah hasrat untuk menyampaikan
perasaan-perasaan kepada orang lain biasanya disampaikan dengan suara atau
isyarat.
9.
Hasrat simpati, merupakan
kesanggupan untuk dengan langsung turut merasakan
apa yang dirasakan oleh orang lain.
Masyarakat merupakan gabungan dari individu-individu, oleh karena itu
setiap idividu harus bisa menjadi masyarakat yang modern, dalam arti tanggap
akan perubahan-perubahan zaman, untuk itu masyarakat harus bisa menguasai IPTEK
yang semangkin hari semakin berkembang pesat.
Untuk lebih jelas modernisasi adalah peroses perubahan masyarakat dan
kebudayaan dalam seluruh aspeknya, dari sitem tradisional menuju ke sistem yang
modern.
Faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain:
1.
Perkembangan ilmu
2.
Perkembangan teknologi
3.
Perkembangan industri
4.
Perkembangan ekonomi
Social change saat ini adalah gejala sosial yang dijumpai diseluruh dunia
da tidak terbatas pada negara-negara berkembag saja, social change adalah
perubahan sosial dalam pergaulan hidup manusia dan akibat-akibatnya terhadap
pergaula hidup manusia itu sendiri. Perubahan tersebut telah menjadi fakta
kehidupan manusia sejak dahulu kala, serta merupakan reaksi atas ransangan dari
luar, perubahan tersebut dapat menimbulkan efek yang positif dan negatif.
Kalau berbicara social change maka yang terpikirkan adalah social change abad ke
20 ini, yaitu akibat kelanjutan perubahan kemajuan ilmu-ilmu pengetahuan dan
teknologi serta pengunaannya oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Pengunaanya telah mengakibatkan serta pengaruhnya terhadap sosial politik,
eknomi, tetapi juga pada fsikis san susila terhadap masyarakat. Inti dari
social change adalah demi kemajuan anggota-anggota masyarakat yang bersangkutan
dan realisasi perubahan-perubahan tersebut memerlukan penyesuaian dan
penguasaan angota dalam pergaulan hidup, terhadap keadaan yang baru itu.
Proses perubahan masyarakat dan kebudayaan yang dikehendaki
dandirencanakan, biasanya dinamakan modernisasi. Proses ini pada intinya
berarti meningkatkan kemampuan dari masyarkat yang bersangkutan untuk memenuhi
kebutuhan dasarnya yang mencakup:
1.
Kebutuhan akan sandang.
2.
Keselamatan terhadap harta
benda dan jiwa.
3.
Kesempatan yang wajar untuk
dihargai.
4.
Mendapat kasih sayang dari
sesamanya.
5.
Kesempatan untuk dapat
mengembangkan kemampuan atau potensi.
Pada dasarnya, dalam pengertian modernisasi mencakup
suatu transformasi total dari kehidupan yang tradisional atau pra modern dalam
arti teknologi serta organisasi sosial kearah pola-pola ekonomis dan politis
yang menandai negara-negara barat yang setabil. Modernisasi juga merupak bentuk
sari perubahan sosial biasaya merupakan perubahan sosial yang terarah yang
didasar pada suatu perencanaan yang biassanya dinamakan ’social planing’.
D. Hubungan
Individu, Keluarga dan Masyarakat
Individu,
Keluarga dan Masyarakat mempunyai hubungan erat karena masyarakat dibentuk
melalui individu-individu yang sadar akan perannya. Dan keluarga pun terbentuk
dari satu individu dan individu lainnya dan menghasilkan satu individu yang
lain. Manusia juga sebagai makhluk sosial juga akan membentuk suatu kelompok
yang terdiri dari individu yang karakternya berbeda-beda.
Individu
mempunyai makna yaitu manusia merupakan makhluk yang mempunyai satu kesatuan
jiwa raga yang kegiatannya sebagian keseluruhan, sebagai kesatuan. Untuk
menjadi individu yang mandiri, manusia mengalami proses. Proses tersebut adalah
proses pemantapan dalam pergaulan di lingkungan keluarga pada tahap pertama.
Makna
Keluarga dalam kehidupan yaitu untuk mengajari suatu individu tentang dunia
dari suatu kelompok terdekat karena keluarga adalah sekumpulan individu yang
paling dekat dengan individu tersebut. Keluarga merupakan satu kesatuan sosial
yang mempunyai sifat-sifat tertentu yang sama dalam kesatuan masyarakat.
Masyarakat yaitu sekumpulan kelompok dari beberapa individu yang
bersosialisasi. Individu-individu yang bekerja sama akan menghasilkan kelompok
masyarakat yang sejahtera.
E.
Permasalahan Sosial Dalam Lingkup Individu, Keluarga dan Masyarakat
1. Msalah Sosial Lingkup Individu
Jika dipahami bahwa masalah sosial berkenaan dengan individu. Maka,
lahirnya masalah sosial dalam individu pada dasarnya merupakan efek atau
pengaruh dari masalah pribadi yang terjadi dalam diri individu tersebut.
Misalnya, individu yang mengalami masalah pribadi disebabkan orang tuanya
dirumah tidak harmonis, individu tersebut menampakkan gejala-gejala perilaku pendiam
dan murung saat di sekolah dan ketika bergaul dengan teman-teman. Gejala itu
kemudian menahun dan menjadi sebuah masalah sosial yaitu mengucilkan diri dari
pergaulan dengan teman-temannya. Dapat dilihat disini bahwa sumber utama
masalah sosial yang dialami individu adalah masalah pribadi.
Dengan demikian, pada bidang sosial, individu lebih dihadapkan pada cara
untuk mengembangkan diri individu menjadi manusia seutuhnya. Baik secara
konseling perseorangan (individual) maupun secara kelompok. Individu lebih
dibekali seperangkat cara (metode) untuk memecahkan permasalahannya sendiri
ketimbang mencari pemecahan atas masalah individu
2. Masalah Sosial Lingkup Keluarga
Ø
Perceraian Orangtua
Permasalahan
perceraian orang tua merupakan salah satu masalah sosial dalam keluaga yang
cukup banyak terjadi dilingkungan kita saat ini. Masalah ini akan lebih menekan
keadaan sosial dari anak-anak nya dalam keluarga. Anak yang ayah dan ibunya
berpisah biasanya akan selalu menyendiri atau terkadang anak menjadi susah
dikendalikan, alhasil anak-anak dari keluaga tersebut akan lebih mudah
terpengaruh oleh lingkungan yang berada disekitarnya.
Contohnya, Bani
adalah anak dari keluarga yang orang tuanya berpisah. Karena hal itu Bani
lebih sering diluar rumah dibandingkan dengan dirumahnya. Sampai-sampai ia
membenci orang tuanya. Ia lebih percaya dengan temannya dibandingkan orang
tuanya sehingga ia terbawa dengan temannya, ia mulai mengikuti temannya seperti
merokok. Dan pada akhirnya ia ikut-ikutan temannya mencoba narkoba sampai akhirnya
ia kecanduan narkoba. Dari contoh tersebut dapat kita simpulkan bahwa
perceraian orang tua merupakan masalah sosial keluarga yang sangat mempengeruhi
mental anak sehingga menjadi lemah dan kehilangan akal sehatnya. Oleh sebab
itu, orang yang mengalami seperti ini harus diberikan perhatian khusus sehingga
tidak terjebak dalam lingkungan sosialnya yang negatif.
Ø
Permasalahan Perekonomian
Masalah
Perekonomian merupakan salah satu faktor yang memicu masalah sosial dalam
keluarga. Keadaan ekonomi yang kurang menentu kadang membuat seluruh anggota
keluarga tersebut bertindak secara tidak rasional dan menghilangkan nilai
moralnya.
Contohnya, Redy
seorang anak dari keluarga yang bercukupan. Namun pada suatu hari ia ingin
mengupgrade komputernya. Setelah itu ia meminta pada orang tuanya, namun sayang
orang tuanya akhirnya menolaknya dengan alasan hal tersebut tidak terlalu
mendesak namun Redy memaksa. Namun akhirnya ia hanya mendapatkan amarah orang
tuanya yang sudah kelelahan mecari uang. akhirnya Redy mencuri uang orang
tuanya secara diam-diam untuk membeli apa yang dia inginkan. Dari contoh
tersebut walaupun tidak secara langsung masalah terjadi dalam keluarga namun
salah anggota keluarga akan merasakan suatu tekanan sehingga ia akan berbuat
tanpa berfikir dengan jernih.
Ø
Permasalahan Harmonisasi Keluarga
Harmonisasi
Keluarga merupakan masalah sosial dalam keluarga. Hal ini tidak jauh berbeda
dengan perceraian orang tua. Ketidak harmonisan membuat anggota keluarga tidak
betah berkumpul bersama keluarga bahkan hingga tidak betah terhadap rumahnya
sendiri. Sehingga keluarga tersebut lebih senang aktivitas personalnya diluar
rumah. permasalahan sosial ini tentunya akan mempengaruhi keadaan mental dan
psikis anggota keluarga tersebut terlebih lagi anak-anak. Anak-anak akan merasa
tertekan dan merasa kurang betah bahkan membenci keluarganya.
Contohnya, Pangki
merupakan anak tunggal dari pengusaha kaya. Namun sayangnya dirumahnya ia hanya
mendapatkan pertengkaran-pertengkaran dari orang tuanya, alhasil ia kekurangan
orang tuanya. Setiap ia bersama orang tuanya ia hanya mendapatkan amarahnya
saja. Akhirnya Pangki pun stress dan kabur keluar rumah, ia mengikuti ajakan
teman-temanya yang negatif. dan akhirnya ia moralnya menjadi rusak dan tak
terkendali lagi. Dari contoh diatas seseorang dari keluarga yang tidak harmonis
akan kekurangan perhatian dan kasih sayang. Oleh karenanya orang dalam masalah
sosial tersebut harus mendapatkan arahan dan kasih sayang yang positif dari
lingkungannya.
Ø
Permasalahan Lingkungan Sosial
Permasalahan
yang satu ini pasti akan dirasakan pada setiap keluarga. Setiap keluarga
pastinya akan melakukan interaksi pada lingkungan sosialnya. Lingkungan akan
dengan cepat menilai keadaan sosial dalam keluarga tersebut. Namun lingkungan
sosial dapat membuat masalah dalam sebuah keluarga.
Contohnya, keluarga
Rezy merupakan keluarga yang baik dan bermoral. Namun pada suatu saat keluarga
tersebut pindah dalam suatu lingkungan yang kurang baik. Setelah beberapa lama
anak-anak dari Rezy menjadi pembantah semua, akhirnya sering terjadi
pertengkaran keluarga dan menyebabkan keluarga tidak harmonis lagi. Dari contoh
diatas lingkungan sosial merupakan suatu masalah dalam keluarga. Apabila
keluarga tidak memiliki moral yang kuat maka lingkungan akan dengan mudah menggoyahkan
keluarga tersebut. Oleh karena itu untuk menghadapinya keluarga harus
ditanamkan moral dan prinsip secara konsisten sehingga tidak mudah terpengaruh
terhadap lingkungan sosial.
Dari beberapa permasalahan yang
dibahas ada beberapa faktor yang cukup membuat masalah sosial dalam keluarga
yaitu faktor moral, prinsip, keyakinan, dan sosialisasi. oleh sebab itu
keluarga harus menanamkan moral, prinsip, keyakinan, dan sosialisasi semenjak
dini sehingga sudah tertanam kuat dalam masing-masing anggota keluarga.
3. Masalah Sosial Lingkup Masyarakat
Ø Problema
Ekonomis
Problema
ekonomis di masyarakat antara lain kemiskinan dan pengangguran. Pertengahan
tahun 2012 kita dikejutkan dengan pemberitaan dari pemerintah bahawa hutan
Indonesia mencapai angka 1.900 trilyun IDR. Hutang pemerintahan ini semakin
meberatkan beban rakyat kecil pada saat ekonomi melemah pemerintah bukannya
membuat pembangunan ekonomi yang mensejahterkan malah semakin membebani
masyarakat. Karena memang kebijakan pemerintah yang salah dalam mengatur
negara. Sebagai contoh PT.Freeport yang menggali emas dari tanah kita tercinta
ini tapi adakah hasilnya kepada rakyat sekitar? kita lihat saja masyarakat
papua masih telanjang. Sungguh ironis memang melihat keadaan yang terjadi di
negeri tercinta kita ini.
Ø Problema
Biologis
Problema
biologis di masyarakat antara lain penyakit karena seks bebas. Penyakit yang
paling berbahaya sekarang adalah HIV/AIDS bukan karena penyakit itu mematikan
tetapi penyakit itu kini semakin menjadi trend di tengah masyarakat kita tentu
miris dan merasa takut dengan melihat fakta seperti ini. Seks bebas adalah
berhubunagn intim yang dilakukan diluar jalinan/ikatan pernikahan seks bebas
merupakan gaya hidup dari barat yang telah meracuni negeri tercinta ini bahkan
kalangan penikmat seks bebas terjadi di kalangan remaja SMP dan SMA bahkan
untuk usia antara 15-2 tahun yang melakukan seks bebas lebih dari 60%.
Ø Problema Biopsikologis
Contoh dari
problema biopsikologis adalah bunuh diri, stress dan kegilaan. Kasus bunuh diri
sudah tidak menghebohkan lagi karena bunuh diri juga merupakan trend masyarakat
masa kini yang mencoba mengakhiri masa hidupnya hanya karena masalah ekonomi, cinta,
maupun masalah pribadi. Dan mereka yang memiliki watak keras dan tidak jauh
berpikir kedepan biasanya akan memilih bunuh diri sebagai penyelesaian dari
permasalahannya.
Ø Problema
Kebudayaan
Problema
kebudayaan ini paling sering terjadi di tengah tengah masyarkat kita perceraian
yang merupakan putusnya hubunagn suami-isteri banyak terjadi karena salah
satu pasangan tersebut melakukan selingkuh. Selingkuh biasanya terjadi karena
semakin mudahnya seseorang berkenalan bersama teman selingkuhannya.Kemajuan
teknologi dewasa ini semakin mendorong hal tersebut. Kenakalan dan kejahatan
remaja sekarang semakin hari semakin bertambah banyak. Contohnya ada sekitar 8
ribu anak SD yang kecanduan memakai narkoba sehingga masuk pada program
rehabilitasi.
SUMBER
Ø
https://www.ranggahamdan.com/wp-content/uploads/2014/12/hub.png
Ø
Tidak ada komentar:
Posting Komentar