Minggu, 13 November 2016

Masyarakat dan Kebudayaan

Pengertian Dinamika Masyarakat dan Kebudayaan Antropologi - Ralph Linton, seorang ahli antropologi mendefinisikan kebudayaan sebagai seluruh cara kehidupan dari masyarakat yang manapun dan tidak mengenai sebagian dari cara hidup itu yaitu bagian yang oleh masyarakat dianggap lebih tinggi atau lebih diinginkan. Sementara pengertian dari dinamika ialah sesuatu yang mengandung arti tenaga kekuatan, selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri secara memadai terhadap keadaan.
Dinamika juga berarti adanya interaksi antara anggota kelompok dengan kelompoknya secara keseluruhan. Keadaan ini dapat terjadi selama ada kelompok, semangat kelompok, yang terus menerus ada dalam kelompok itu yang mana kelompok itu bersifat dinamis, artinya dapat selalu berubah dalam setiap keadaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dinamika kebudayaan adalah cara kehidupan masyarakat yang selalu bergerak, berkembang dan menyesuaikan diri dengan setiap keadaan. Dari adanya ketidakpuasan masyarakat, sehingga masyarakat berusaha mengadakan penyesuaian.
Pengertian Dinamika Masyarakat dan Kebudayaan Antropologi_
image source: www.sv.uio.no

Penyebab perubahan bisa saja bersumber dari dalam masyarakat, dari luar masyarakat atau karena faktor lingkungan alam sekitarnya. Faktor perubahan yang bersumber dari dalam masyarakat antara lain adalah :
  1. Faktor demografi: yaitu bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk. Sebagai gambaran pertambahan penduduk yang saangat cepat di pulau Jawa menyebabkan perubahan struktur kemasyarakatan, terutama yang berkaitan dengan lembaga-lembaga kemasyarakatan seperti pemahaman terhadap hak atas tanah, sistem gadai tanah, dan sewa tanah yang sebelumnya tidak dikenal secara luas.
  2. Penemuan baru: proses perubahan yang besar pengaruhnya tetapi terjadi dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama disebut sebagai inovasi.
  3. Pertentangan atau konflik dalam masyarakat: dapat menjadi sebab timbulnya perubahan kebudayaan. Pertentangan yang terjadi bisa antara orang perorangan, perorangan dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok. Sebagai contoh pertentangan antar kelompok yaitu pertentangan antara generasi tua dengan generasi muda. Pertentangan antar generasi kerapkali terjadi pada masyarakat-masyarakat yang sedang berkembang dari tahap tradisional ke tahap modern.
  4. Pemberontakan atau revolusi di dalam tubuh masyarakat itu sendiri: perubahan yang terjadi sebagai akibat revolusi merupakan perubahan besar yang mempengaruhi seluruh sistem lembaga ke masyarakat.
Konsepsi Mengenai Pergeseran Masyarakat dan Kebudayaan

Ada tiga konsep utama yang perlu diketahui dalam memahami pergeseran masyarakat yakni :
  1. Internalisasi;
  2. Sosialisasi; dan
  3. Enkulturasi.

Dan melalui penyebaran budaya secara geografis akibat perpindahan bangsa-bangsa proses pergeseran masyarakat dan budaya melalui proses :
  • Difusi ;
  • Akulturasi
  • Inovasi; dan
  • Penemuan Baru
Internalisasi

Koentjaraningrat mengungkapkan bahwa proses internalisasi adalah proses yang berlangsung sepanjang hidup individu, yaitu mulai saat ia dilahirkan sampai akhir hayatnya, sepanjang hayatnya seorang individu terus belajar untuk mengolah segala perasaan, hasrat, nafsu, dan emosi yang kemudian membentuk kepribadiannya. Menurut Effendi, R internalisasi adalah proses pengembangan potensi yang dimiliki manusia yang dipengaruhi, baim lingkingan internal dalam diri manusia itu maupu eksternal, yaitu pengaruh dari luar manusia.Dapat disiimpulkan, bahwa proses internalisasi merupakan proses pengembangan atau pengolaan potensi yang dimiliki manusia, yang berlangsung sepanjang hayat, yang dipengaruhi oleh lingkungan internal maupun eksternal. Menurut Fathoni, A proses internalisasi tergantung dari bakat yang dipunyai dalam gen manusia untuk mengembangkan berbagai macam perasaan, hasrat, nafsu dan emosinya. tetapi semua itu juga tergantung pada pengaruh dari berbagai macam lingkungan sosial dan budayanya.

Manusia mempunyai bakat yang telah terkandung dalam gen-nya untuk mengembangkan berbagai macam perasaan, hasrat, nafsu serta emosi dalam kepribadian individunya namun wujud dan pengaktifannya berbeda-beda dipengaruhi oleh stimuli yang ada pada alam sekitar dan lingkungan sosial dan budayanya.Seperti bayi yang baru lahir, ada rasa tidak nyaman ketika keluar dari rahim ibunya, dimana selama ini merasa begitu nyaman di sana. Maka ia akan menangis, namun setelah di gendong, diselimuti, diberikan kepada ibunya untuk disusui, dia kembali merasakan rasa aman yang selama ini telah terinternalisasi kedalam dirinya selama berada di rahim. Sang bayi jadi tenang, tidak menangis dan bahkan tertidur lelap. Begitupun dengan kehidupannya berikutnya, dari hari ke hari dia akan menjalani banyak pengalaman hidup hingga ia bisa “merekam” rasa senang, sedih, bahagia, simpati, cinta, benci, dsb. Semua hal tersebut dipelajari dengan proses internalisasi.

Sosialisasi

Proses sosialisasi bersangkutan dengan proses belajar kebudayaan dalam hubungan dengan system sosial. Dalam proses tersebut, seorang individu dari masa anak-anak hingga dewasa belajar mengenai pola-pola tindakan dalam interaksi dengan segala macam individu yang menduduki beraneka peranan sosial yang ada dalam kehidupan. Individu dalam masyarakat yang berbeda-beda akan mengalami proses sosialisasi yang berbeda-beda karena prose situ banyak ditentukan oleh susuanan kebudayaan serta lingkungan sosial yang bersangkutan.

Menurut Effendi, R syarat terjadinya proses sosialisasi adalah:
  1. Individu harus diberi keterampilan yang dibutuhkan bagi hidupnya kelak dimasyarakat.
  2. Individu harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengembangkan kemampuannya untuk membaca, menulis dan berbicara.
  3. Pengendalian fungsi-funsi organic harus dipelajari melalui latihan-latihan.
  4. Individu harus dibiasakan dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada pada masyarakat.

Enkulturasi

Dalam bahasa Indonesia, enkulturasi juga dapat dikatan sebagai pembudayaan dimana dalam proses tersebut seorang individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat istiadat, system norma, dan peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaan.

Difusi

Yang dimaksud dnegan difusi yakni penyebaran unsur-unsur kebudayaan dan sejarah keseluruh dunia. Contohnya kebudayaan yang dibawa oleh orang-orang yang bermigrasi ke suatu tempat. Di Indonesia contohnya ACEH yang merupakan singkatan dari Arab-China-Eropa-Hindia, disana berbaur berbagai macam masyarakat yang memiliki kebudayaan asal sebelum akhirnya tinggal dan menetap di Aceh. Saat ini proses difusi tidak selalu dibawa dengan proses migrasi orang-orang dari satu tempat ke tempat lain, namun bisa dengan media informasi seperti surat kabar, majalah, buku, radio, film dan televisi.

Akulturasi

Yakni proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah oleh kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri. Penilitian akulturasi dimulai sekitar tahun 1910 dan semakin banyak pada tahun 1920, penelitian tersebut bersifat deskriptif dengan melukiskan satu peristiwa akulturasi yang kongkret pada satu atau beberapa suku bangsa tertentu yang sedang mendapat pengaruh unsure-unsur kebudayaan Ero-Amerika. Setelah Perang Dunia ke-II, penelitian terhadap masalah akulturasi semakin besar lagi.

Sejak kecil proses akulturasi
sudah dimulai dalam alam pikiran manusia, mula-mula dari lingkungan keluarga, kemudian teman bermain, lingkungan masyarakat dengan meniru pola perilaku yang berlangsung dalam suatu kebudayaan. Oleh karena itu proses akulturasi disebut juga dengan pembudayaan. Akulturasi terjadi apabila suatu kelompok manusia dengan satuan kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur suatu kebudayaan asing yang berbeda sedemikian rupa sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu dengan lambat laun diterima dan diolah kedalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kebudayaan itu sendiri.

Proses akulturasi yang berjalan dengan baik dapat menghasilkan integasi antara unsur-unsur kebudayaan asing dengan unsur-unsur kebudayaan sendiri. Dengan demikian, unsur-unsur kebudayaan asing tidak lagi dirasakan sebagai hal yang berasal dari luar, tetapi dianggap sebagai unsur-unsur kebudayaan sendiri. Contoh akulturasi yakni saat datangnya kapal-kapal Portugis ke Maluku di Banda, idore, Ternate lalu NusaTenggara. Proses akulturasi terjadi selama 3 abad, sehingga disadari atau tidak telah banyak terjadi perpaduan budaya di daerah-daerah tersebut, bahkan sudah menjadi budaya tersendiri yang diwariskan kepada anak-cucu.

Asimilasi

Asimilasi merupakan proses sosial yang timbul apabila ada :
  • Golongan-golongan manusia dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda;
  • Saling bergaul langsung secara intensif untku waktu lama, sehingga
  • Kebudayaan-kebudayaan golongan-golongan tadi masing-masing berubah sifatnya yang khas, dan juga unsure-unsurnya masing-masing berubah wujud menjadi unsur-unsur kebudayaan campuran.

Kasus asimilasi banyak terjadi di Amerika Serikat, dimana timbul berbagai masalah yang berhubungan dengan adanya individu-individu dan kelompok imigran yang berasal dari berbagai suku bangsa di Eropa, yang mempunya kebudayaan yang berbeda-beda. Di Indonesia banyak golongan khusus, baik yang berupa suku bangsa, lapisan sosial, golongan agama, pengetahuan mengenai seluk-beluk asimilais dari tempat-tempat lain di dunia menjadi penting sekali sebagai bahan perbandingan.

Perputaran Budaya

Perputaran Budaya Menurut Stuart Hall

Berikut adalah diagram perputaran budaya (circuit of culture) menurut Stuart Hall :

Pengertian Dinamika Masyarakat dan Kebudayaan Antropologi 2_
Budaya merupakan salah satu konsep sulit dalam ilmu sosial dan ada banyak cara untuk mendefinisikannya. Dalam masyarakat tradisonal budaya sering diartikan sebagai “hal terbaik yang pernah dipikirkan dan dikatakan” dalam sebuah masyarakat. Sebuah perwujudan ide besar yang ditampilkan dalam bentuk karya klasik literature, lukisan, music dan filosofi. Dalam dunia yang lebih modern budaya diartikan sebagai penyebaran secara meluas prosuk-produk busaya seperti musik pop, penerbitan, seni, disain dan sastra, aktivitas kesenangan lainnya yang membuat hidup dunia kebanyakan manusia biasa, yang dikenal juga dengan budaya missal atau budaya popular. Dimana dalam antropologi dibahas mengenai berbagai macam gaya hidup orang-orang dari berbagai macam ras dan suku bangsa.

Dalam Perubahan/Pergeseran Budaya (culture turn) penting untuk benar-benar memahami definisi budaya. Budaya tidak hanya sekedar produk seperti novel, lukisan, tv program ataupun komik, namun budaya adalah sebuah proses, seperangkat aktivitas (set of practices). Pada dasarnya, budaya konsern pada pemberian makna dan pertukaran makna antar sesame anggotamasyarakat. Bagaimana dua atau tiga orang dikatan memiliki budaya yang sama yakni ketika mereka memiliki interpretasi yang sama, cara yang sama dalam mengekspresikan diri mereka ke dunia luar. Oleh karena itu, budaya bergantung pada kesamaan pemaknaan orang-orang akan apa yang terjadi dengan diri dan sekitar mereka.
Budaya merupakan perasaan, penerimaan dan emosi yang terkonsep dengan baik yang ditunjukan pada lingkungannya, hal inilah yang disebut sebagai “representation”. Sebuah proses dimana manusia ingin menyampaikan pesan tentang bagaimana dirinya ingin dipahami oleh orang lain, a process to send messages. Ibnu Kaldun, menyampaikan bahwa kemampuan dalam proses menyampaikan pesan tersebut sebagai malakah (kemampuan dan keistimewaan). Jika tercipta pada seseorang atau kelompok masyarakat suatu malakah untuk menyusun kata agar berbentuk suatu ungkapan yang sesuai dengan maksud dan tujuan dengan mempertimbangkan pemakian susunan yang sesuai dengan tuntutan situasi dan kondisi.

Malakah hanya dapat diperoleh dengan berulang-ulangnya kejadian. Sebab, pada mulanya, suatu perbuatan terjadi lalu setelah itu muncul suatu sifat yang menjelaskannya. Kemudian sifat ini terjadi berulang-ulang maka jadilah dia Hal. Hal adalah sifat yang belum kuat, kemudian setelah kejadian ini makin banyak dan berulang, maka inilah yang disebut dengan malakah yaitu sifat yang tertancap kuat atau oleh Stuart Hall didefinisikan sebagai message.

Seorang pembicara dalam Bahasa Arab, mekita mempunyai malakah bahasa Arab, maka ida akan mendengarkan bahasa dari penduduk negerinya. Bahasa tersebut digunakan dalam mengutarakan maksud, serta cara mengungkapkannya, sebagaimana anak kecil mendengarkan penggunaan kosa kata saat pertama kalinya dan menirukannya. Lalu anak tersebut mulai mendengarkan susunan yang dipakai dan menirukannya, sehingga kemudian ia sering mendengarkan penggunaan kata tersebut pada setiap kesempatan dan dari berbagai pembicara, dengan penggunaan yang berulang-ulang, akhirnya hal itu menjadi suatu malakah atau sifat yang tertancap kuat yang membuatnya tak ubahnya salah satu dari mereka (yang sudah ahli berbahasa). 
Demikianlah suatu bahasa berjalan dari satu generasi ke generasi dan dipejalari oleh orang non-Arab dan anak-anak. Inilah makna apa yang disampaikan oleh orang awam bahwa bahasa mempunyai karakter yang disandarkan pada malakah yang ada pada saat pertama kali bahasa tersebut diambil dari mereka, bukan pihak lain. Proses inilah yang dinamakan produksi dan internalisasi budaya.

Lebih jauh lagi Hall menyatakan bahwa representasi merupakan sistem penghubung antara bahasa (baik secara verbal mapun visual) dan kultur. Terdapat dua prinsip representasi sebagai produksi makna melalui bahasa yaitu:

  1. Mengartikan dalam pengertian menjelaskan atau menggambarkan sesuatu dalam pikiran dengan sebuah gambaran imajinasi untuk menempatkan persamaan dalam pikiran kita.
  2. Representasi menjelaskan konstruksi makna sebuah symbol. Dengan prinsip ini berarti representasi digunakan untuk menjelaskan (konstruksi) makna sebuah simbol, sehingga kita dapat mengkomunikasikan makna objek melalui bahasa kepada orang lain yang bisa mengerti dan memahami konvensi bahasa yang sama Menurut Stuart Hall, representasi menunjuk pada proses maupun produk dari pemaknaan suatu tanda. Ia merupakan bagian yang esensial dari proses dimana makna dihasilkan atau diproduksi. Representasi ini, pada puncaknya akan membentuk identitas seseorang atau kelompok.
Sedangkan “production” yang ada dalam circuit of culture ingin menegaskan bahwa dalam kenyataannya proses representasi yang dilakukan seseorang atau kelompok tertentu akan dilalui dengan berbgaia cara dan jalur tertentn dengan berbagai macam proses dan tindakan. Siapa kita, siapa suatu bangsa akan tercipta melalui proses interaksi yang berlangsung konstan dengan berbagai macam grup/kelompok/masyarakat. Produksi merupakan salah satu elemen dari beberapa elemen yang terdapat dalam circuit of culture, antara lain: produksi (production), konsumsi (consumption), regulasi (regulation), representasi (representasion), dan identitas (identity). Hubungan antara satu elemen dengan elemen yang lain dalam circuit of culture merupakan hubungan yang dialogis dan tidak mempunyai pola yang pasti, absolut dan esensial. Produksi hanyalah salah satu elemen dalam circuit of culture yang tidak dapat dipisahkan dari isu representasi, identitas, konsumsi, dan regulasi.

sumber: http://www.ilmupsikologi.com/2015/11/Pengertian.Dinamika.Masyarakat.dan.Kebudayaan.Antropologi.html
sumber:  image source: www.sv.uio.no

Tidak ada komentar:

Posting Komentar